Selasa, 25 Juni 2013

Mantan Paling Berkesan

Hai, kali ini saya akan menceritakan mantan saya yang paling berkesan buat saya. Hehee...

Pertama-tama saya ceritain dulu sejarahnya sebelum kami jadian yak.
Saya dan mantan saya itu satu SMA namun kami berbeda tingkat hehe saya kelas 1 SMA dia kelas 2 SMA. Dia adalah orang yang populer, banyak sekali anak perempuan yang menyukainya dari yang setingkat dengannya hingga yang dibawahnya. Mungkin yang di atasnya juga ada ahahaa

Awalnya saya tidak tertarik dengannya, karena dia orang yang populer jadi saya beranggapan tidak akan pernah bisa mendapatkannya. Jadi saya tidak begitu memperhatikannya. Hingga saya kelas 2 SMA, saat itu saya menangis dan dia mencurahkan perhatiannya kepada saya. Saya sangat terkesan dengannya, sebelumnya beberapa kali juga dia berbicara dengan saya.

Saya tidak merasa kalau dia mempunyai perasaan kepada saya. Namun, perhatiannya itu lah yang membuat saya mulai tertarik. Saat saya menangis saya pulang dan langsung ada pesan singkat darinya. Kami bercakap-cakap cukup lama dan menyenangkan rasanya.

Teman saya iseng menanyakan kepada dia apakah dia menyukai saya. Dia menjawab tidak karena saya ini mantan temannya. Dan dia malah bertanya kepada teman saya apakah teman saya itu suka padanya atau tidak. Auw..., kejam sekali...

Namun, esoknya saya melihat dia duduk di depan kelas anak kelas 1 yang gosipnya banyak diincar anak cowok karena dia cantik. Saya sudah punya perasaan kalau calon mantan saya itu menembak cewek itu. Dan saat saya melihat nya, saya hanya bisa tersenyum pahit. Esoknya lagi barulah terdengar kabar calon mantan saya itu berpacaran dengan adek itu.

Saya merasa kesal sekali namun apa boleh buat. Mungkin saya lah yang terlalu berharap dan salah sangka terhadap perhatiannya.

Setahun pun berlalu, calon mantan saya dan pacarnya sudah lama putus. Saya dengar gosip bahwa calon mantan saya itu tidak diperlakukan dengan baik oleh ceweknya. Yah agak kasihan juga mendengarnya tapi apa boleh buat? Dia adalah orang populer yang saya yakin telah mematahkan hati banyak cewek sebelumnya. Jikalau dia mendapat perlakuan yang buruk mungkin itu karma hihihii (jahat)

Kemudian saat dia sudah lulus dan telah menjadi mahasiswa, dia menghubungi saya lagi. Kami sms an terus, saya senang walau dia pernah menyakiti hati saya namun saya tetap senang (itulah bodohnya seorang cewek yang lagi jatuh cinta)

Akhirnya dia memutuskan untuk mengajak saya pacaran walau hanya lewat sms. Saya menerimanya dan kami backstreet. Hari-hari yang menyenangkan, saya menikmati setiap bagiannya. Saya tak pernah benar-benar marah kepadanya. Bukan karena saya tidak mau namun saya tidak bisa..., saya benar-benar tidak bisa marah padanya.

Apapun yang dia kirimkan apapun yang dia lakukan tidak masalah buat saya. Saya terima semuanya apa adanya. Dia sibuk ujian dan tidak menghubungi saya dalam beberapa hari tidak masalah sama sekali untuk saya. Sampai akhirnya hubungan kami ketahuan oleh ibu saya. Ibu saya kecewa namun tidak benar-benar marah. Saya merayu dan kelihatannya ibu saya tidak masalah.

Saya sangat senang karena akhirnya bisa menjalani hubungan ini tanpa harus merahasiakannya. Namun, beberapa hari kemudian. Dia ujian tengah semester dan seminggu jarang menghubungi saya. Katanya hari sabtu adalah hari terakhir dia ujian. Selama seminggu saya sabar menanti hingga hari Sabtu itu datang.

Saya telah membayangkan akan bisa berbincang-bincang banyak dengannya di hari itu karena sudah lama kami tidak sms an atau telfonan. Namun, apa yang terjadi? Malam minggu itu dia mengirim pesan singkat untuk mengakhiri hubungan kami yang baru berjalan sebulan lebih sedikit. Dalam sekejap air mata saya berlinang. Dia berusaha menelefon namun, saya tidak tidak menjawabnya karena saya sedang menangis.

Mendengar suaranya hanya akan membuat hati saya semakin sakit. Saya pun tak dapat memaksakan kehendak saya untuk mencegah akhir hubungan ini. Akhirnya saya merelakannya dengan bayaran menangis semalaman. Saat menangis ibu saya melihatnya dan malah menceramahi saya habis-habisan.

Saya ini memang orang yang bebal, sudah banyak kali orang bilang kepada saya agar saya tidak memberikan hati saya sepenuhnya kepada orang lain. Namun, saya tidak bisa. Saat saya sudah terikat atau suka terhadap seseorang maka, sepenuhnya hati saya telah menjadi miliknya (ciat ciaaat!)

Besoknya dia sms lagi, dia bilang kalau dia sayang dengan saya. Namun, ternyata niat nya adalah meminta saya menghapus status hubungan di sosial media saya. Saya kecewa dan menolak, saya berikan ID dan password saya kepadanya dan membiarkan dia menghapusnya sendiri.

Dia segera menghapusnya. Dia benar-benar kejam..., apakah dia tidak merasa berasalah sedikit pun juga?

Esoknya saya lihat dia dekat dengan seorang cewek sejurusan dengan dia di tempat kuliahnya. Mereka terus terusan berada di sosial media itu. Hari demi hari, minggu demi minggu. Dan saya bisa melihat kalau mantan saya itu menyukai cewek itu.

Saya sangat kecewa, secepat itu dia melupakan saya. Apakah cewek itu adalah alasan mengapa dia mengakhiri hubungan kami? Mungkin saja, siapa yang tahu?

Beberapa lama kemudian saya lihat mereka tidak lagi terlihat di sosial media. Terlihat seperti berpisah entah apa yang terjadi saya tidak tahu. Tapi saya tetap peduli, bodohnya saya.

Kemudian saya telah lulus dan menjadi mahasiswa di kampus yang sama dengan mereka. Selama proses daftar ulang saya selalu mencari cari sosoknya. Ingin melihat seperti apa dia sekarang, apa reaksinya jika melihat saya. Padahal saya sudah tahu seperti apa nanti reaksinya saat melihat saya.

Saya hanyalah bagian yang tidak berarti dalam hidupnya. Saya telah ditinggalkannya dan sudah bisa ditebak dia tidak akan peduli lagi kepada saya walaupun kami bertemu sebagai senior dan junior dari SMA yang sama.

Saya agak sedikit menyesal telah masuk ke kampus itu. Namun, saya masuk ke sana bukan karena ada dia. Ini adalah permintaan Ibu saya. Dan sudah jauh-jauh hari saya ingin masuk ke sana.

Dan saat dia ganti foto di sosial media saya merasa lega. Karena saya merasa telah menemukan dia lagi. Dia tidak aktif di sosial media, jadi saya tidak bisa stalking. Tidak tahu keadaannya tidak tahu bagaimana rupanya tidak tahu bagaimana perasaannya membuat saya menderita (lagi-lagi kebodohan saya).

Namun, saat itu juga dia kembali berhubungan dengan  cewek yang sejurusan dengannya itu. Hati saya seperti ditusuk-tusuk pisau di tetesi air jeruk nipis dan diolesi garam...

Hati saya telah hancur berkali-kali dibuatnya namun, dia juga membuat saya berulang kali jatuh cinta kepadanya...

Saya hanya berharap bisa melupakannya..., bisa mengubur perasaan ini dalam-dalam, dan menemukan orang yang bisa menghargai dan menyukai saya apa adanya...

To My Beloved Ex-Boyfriend
YLA

Kamis, 13 Juni 2013

LDR

Hai kali ini saya ingin berbagi perasaan saya tentang LDR. LDR, long distance relationship ya haha bukan yang laen.


Sebenarnya ini cerita tentang teman saya. Teman sekelas saya waktu SMA, mereka pasangan. Saya sangat iri dengan mereka. Yang cewek cantik, pandai menari, dan mempunyai banyak teman dekat. Yang cowok ganteng, pandai di bidang akademik, disegani lagi.


Yaa mereka adalah salah satu pasangan paling serasi dan paling membuat ku iri selama hidupku hehehe. Kemana-mana selalu berdua, susah senang ditanggung bersama. Orang tua mereka satu sama lain sepertinya tahu. Semuanya mengalir dengan indah, masalah yang besar pun tak terlihat melanda mereka berdua.


Walau pun ada masalah, mereka tidak pernah menunjukkannya kepada siapapun. Bahkan saya sempat tidak tahu kalau mereka sedang ada masalah hehehe.


Entah disadari ceweknya atau tidak, sang cowok selalu berusaha menjaganya. Kalau ceweknya sedang kesepian, cowoknya pasti berusaha nyuruh temen cewek laen nemenin dia. Tidak semuanya dilakukan cowok itu sendiri namun, tindakan yang dia ambil semuanya aku rasa sangat baik bagi ceweknya.


Sekarang sudah lulus SMA, masing-masing dari mereka pasti mengejar cita-citanya sendiri. Buat mereka berdua ternyata ada rasa takut juga untuk menghadapi yang namanya LDR itu. Hehehe walau mereka berdua terlihat serasi begitu, mereka takut juga.


Tapi menurutku, tak ada yang perlu mereka takuti. Karena aku yakin, kalau mereka pasti tidak apa-apa. Mereka pasti bisa menjalaninya. :)


To my beloved friends

E & R