Sabtu, 04 Februari 2012

Cerpen Misteri Rumah Kosong


MISTERI RUMAH KOSONG

Di sebuah kelas di SMA Tulalit sedang dihebohkan dengan cerita hantu. Cecil adalah biang keroknya. Dia bercerita bahwa rumah kosong yang terletak di dalam gang di sebelah SMA Tulalit berhantu. “Eh, kalian tahu gak? Rumah kosong di dalam lorong di sebelah sekolah kita ini katanya berhantu lho”, ujar Cecil. Hal tersebut banyak membuat para siswa lain penasaran dan tertarik serta ketakutan. Namun, lain dengan Julie. Julie tidak takut dengan yang namanya hantu atau semacamnya. Mendengar hal tersebut, Cecil menantang Julie untuk memasuki rumah kosong itu.
Dan tanpa takut, Julie menerima tantangan tersebut. Siswa lain yang tertarik akan peristiwa ini, memutuskan untuk mengikuti Julie memasuki rumah kosong tersebut. Dan ternyata, cerita di sekolah tadi bohong. Itu hanya sebuah scenario untuk mengerjai Julie karena besok adalah ulang tahunnya. “Hahaha, tidak di sangka Julie mau masuk jebakan kita”, ujar Cecil teman sekelas Julie. Raisya teman sebangku Julie berkata,”Tentu saja, dia memang bisa terpancing dengan hal-hal seperti itu. Hahaha”. “Tinggal bersiap-siap saja untuk besok teman-teman”, ujar Robert sang ketua kelas.
Esoknya, saat malam Jum’at, sebelum Julie berangkat dari rumah menuju rumah kosong tersebut, teman-teman Julie sudah duluan pergi ke rumah itu dan mempersiapkan semuanya.Mereka mempersiapkan kejutan untuk Julie. Sementara itu, Julie sudah selesai bersiap dan dia mulai berangkat menuju rumah kosong itu. Tak terlihat sedikitpun ketakutan di wajah Julie. Saat Julie sudah dekat dengan rumah itu, teman-temannya pun bersiap. Julie berdiri di depan rumah tersebut dan mengamati rumah itu.
Terasa menyeramkan memang, tapi Julie tidak gentar. Dengan yakin, dia membuka pintu dan masuk ke dalam.Julie tiba di dalam rumah, rumahnya terlihat sangat sepi dan kotor. Banyak debu dan sarang laba-laba di sana. Tiba-tiba, terdengar suara pintu di tutup. Julie menoleh ke belakang dan ternyata pintu masuk tadi tertutup. Julie bergumam,”Hah, paling cuma angin”. Kemudian, Julie pun berjalan, memulai penelusuran rumah kosong tersebut. Banyak tikus dan kecoa juga di sana.
Ketika berjalan, Julie melihat ada sesuatu yang bergerak masuk ke dalam sebuah ruangan. Julie mengejarnya dan ternyata…, tidak ada apa-apa. “Mungkin hanya perasaan aku saja…”, gumam Julie lagi. Dan Julie pun keluar dari ruangan itu dan mulai berjalan kembali. Sesekali dia juga mengecek beberapa ruangan, saat sedang memasuki suatu ruangan, Julie mendengar suara perempuan sedang menangis. “Hiks hiks, hiks hiks”, suara seorang wanita.
Julie bergumam,”Ada yang menangis…, siapa ya? Liat ah…”. Julie pun mendengar baik-baik dan berjalan menuju sumber suara. Sumber suaranya terdengar dari sebuah ruangan di pojok rumah. Julie berjalan ke ruangan itu dan membuka pintu. Di balik pintu, dia lihat ada seorang anak perempuan sebayanya sedang duduk dengan kepala menunduk dan menangis. Julie mendekati anak itu dan tiba-tiba anak perempuan itu berlari menjauhi Julie. “Eh, tunggu…, kamu mau lari kemana? Aduh, tadi nangis, sekarang malah lari-lari…, beneran hantu apa nggak sih itu?”, omel Julie sebal.
Kemudian, Julie berjalan ke ruangan lain. Di ruangan yang dimasuki Julie kali ini, dindingnya banyak darah. Memerah, dan ada setetes cairan merah jatuh ke tangannya. Julie berkata,”Aduh, apaan nih?”. Julie mengendusnya dan mencicipinya,”Heee, ini mah sirup Marijane Cocopandan…, siapa sih yang buang-buang sirup di sini?” omel Julie lagi.
Ruangan selanjutnya yang dimasuki Julie, berisi banyak peti mati. Julie berkata,”Wah banyak peti, sayang nya peti mati, bukan peti harta karun…, gak asik”. Saat sedang melihat-lihat, tiba-tiba dari dalam sebuah peti mati, keluar seorang mumi. “Ekh? Ada mumi nya…”, ujar Julie kaget dan memukul kepala mumi itu, mumi itu tertidur lagi dan Julie menutup petinya. Julie bergumam,”Mumi udah mati kok bisa pingsan ya??”.
Julie pun berjalan keluar ruangan, dan dari ujung rumah, terlihat seorang anak laki-laki sebayanya memakai pakaian putih dan memegang pisau berlari kencang ke arah Julie. Anak laki-laki itu seperti ingin menusuk Julie. “Astagaaa…., hei itu pisau… hati, hatiiiiiii”, teriak Julie sambil berlari ketakutan. Julie segera masuk ke dalam sebuah ruangan dan bergumam,”Apa-apaan hantu tadi? Bawa-bawa pisau kayak udah mau ngebunuh aku aja…., bikin kaget…, kalau gak lari, mungkin udah mati deh aku…”.
“Ini rumah hantu tapi kok ada pembunuh sih???”, teriak Julie frustasi. Tiba-tiba, di ruangan yang gelap itu, di hidupkan lah lampu dan semua teman-teman Julie berteriak,”Selamat ulang tahun Julieeee”. Julie berkata,”Jadi kalian ngerjain aku ya???”. “Hahahaa, maaf ya Julie..”, ujar Raisya sambil tertawa. Julie lega, karena semuanya hanya kerjaan teman-temannya. Berarti pembunuh tadi juga hanya rekayasa, hal tersebut lah yang paling membuat Julie merasa tenang.
Robert berkata,”Ngomong-ngomong kamu imut banget sih waktu aku kejar tadi, hahahaa”. “Eh, jadi kamu toh yang ngejar aku pake pisau tadi? Dasar criminal…”, omel Julie. Semua pun tertawa, dan tiba-tiba ada suara tertawa,”Hihihihihihihiii”. Semuanya hening, beberapa menit kemudian, Julie berkata,”Udah deh teman-teman…, udah ketahuan masih aja…”. “Aaa, mungkin kau salah paham, Lie.., itu bukan kami…”, kata Raisya. Kemudian hening kembali, perlahan suasana mulai menakutkan, dan mereka semua berlarian keluar rumah kosong tersebut.
Dari kejauhan, terlihatlah sesosok perempuan berambut hitam, panjang tergerai dengan daster putihnya. Tidak disangka ternyata… di rumah kosong itu… ada hantu asli. “Hhihihihihihihihihihiii”.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar