MISTERI RUMAH KOSONG
Di sebuah kelas di SMA Tulalit sedang dihebohkan dengan
cerita hantu. Cecil adalah biang keroknya. Dia bercerita bahwa rumah kosong
yang terletak di dalam gang di sebelah SMA Tulalit berhantu. “Eh, kalian tahu
gak? Rumah kosong di dalam lorong di sebelah sekolah kita ini katanya berhantu
lho”, ujar Cecil. Hal tersebut banyak membuat para siswa lain penasaran dan
tertarik serta ketakutan. Namun, lain dengan Julie. Julie tidak takut dengan
yang namanya hantu atau semacamnya. Mendengar hal tersebut, Cecil menantang
Julie untuk memasuki rumah kosong itu.
Dan tanpa takut, Julie menerima tantangan tersebut. Siswa
lain yang tertarik akan peristiwa ini, memutuskan untuk mengikuti Julie
memasuki rumah kosong tersebut. Dan ternyata, cerita di sekolah tadi bohong.
Itu hanya sebuah scenario untuk mengerjai Julie karena besok adalah ulang
tahunnya. “Hahaha, tidak di sangka Julie mau masuk jebakan kita”, ujar Cecil
teman sekelas Julie. Raisya teman sebangku Julie berkata,”Tentu saja, dia
memang bisa terpancing dengan hal-hal seperti itu. Hahaha”. “Tinggal
bersiap-siap saja untuk besok teman-teman”, ujar Robert sang ketua kelas.
Esoknya, saat malam Jum’at, sebelum Julie berangkat dari
rumah menuju rumah kosong tersebut, teman-teman Julie sudah duluan pergi ke
rumah itu dan mempersiapkan semuanya.Mereka mempersiapkan kejutan untuk Julie.
Sementara itu, Julie sudah selesai bersiap dan dia mulai berangkat menuju rumah
kosong itu. Tak terlihat sedikitpun ketakutan di wajah Julie. Saat Julie sudah
dekat dengan rumah itu, teman-temannya pun bersiap. Julie berdiri di depan
rumah tersebut dan mengamati rumah itu.
Terasa menyeramkan memang, tapi Julie tidak gentar. Dengan
yakin, dia membuka pintu dan masuk ke dalam.Julie tiba di dalam rumah, rumahnya
terlihat sangat sepi dan kotor. Banyak debu dan sarang laba-laba di sana.
Tiba-tiba, terdengar suara pintu di tutup. Julie menoleh ke belakang dan
ternyata pintu masuk tadi tertutup. Julie bergumam,”Hah, paling cuma angin”.
Kemudian, Julie pun berjalan, memulai penelusuran rumah kosong tersebut. Banyak
tikus dan kecoa juga di sana.
Ketika berjalan, Julie melihat ada sesuatu yang bergerak
masuk ke dalam sebuah ruangan. Julie mengejarnya dan ternyata…, tidak ada
apa-apa. “Mungkin hanya perasaan aku saja…”, gumam Julie lagi. Dan Julie pun
keluar dari ruangan itu dan mulai berjalan kembali. Sesekali dia juga mengecek
beberapa ruangan, saat sedang memasuki suatu ruangan, Julie mendengar suara
perempuan sedang menangis. “Hiks hiks, hiks hiks”, suara seorang wanita.
Julie bergumam,”Ada yang menangis…, siapa ya? Liat ah…”.
Julie pun mendengar baik-baik dan berjalan menuju sumber suara. Sumber suaranya
terdengar dari sebuah ruangan di pojok rumah. Julie berjalan ke ruangan itu dan
membuka pintu. Di balik pintu, dia lihat ada seorang anak perempuan sebayanya
sedang duduk dengan kepala menunduk dan menangis. Julie mendekati anak itu dan
tiba-tiba anak perempuan itu berlari menjauhi Julie. “Eh, tunggu…, kamu mau
lari kemana? Aduh, tadi nangis, sekarang malah lari-lari…, beneran hantu apa
nggak sih itu?”, omel Julie sebal.
Kemudian, Julie berjalan ke ruangan lain. Di ruangan yang
dimasuki Julie kali ini, dindingnya banyak darah. Memerah, dan ada setetes
cairan merah jatuh ke tangannya. Julie berkata,”Aduh, apaan nih?”. Julie mengendusnya
dan mencicipinya,”Heee, ini mah sirup Marijane Cocopandan…, siapa sih yang
buang-buang sirup di sini?” omel Julie lagi.
Ruangan selanjutnya yang dimasuki Julie, berisi banyak peti
mati. Julie berkata,”Wah banyak peti, sayang nya peti mati, bukan peti harta
karun…, gak asik”. Saat sedang melihat-lihat, tiba-tiba dari dalam sebuah peti
mati, keluar seorang mumi. “Ekh? Ada mumi nya…”, ujar Julie kaget dan memukul
kepala mumi itu, mumi itu tertidur lagi dan Julie menutup petinya. Julie
bergumam,”Mumi udah mati kok bisa pingsan ya??”.
Julie pun berjalan keluar ruangan, dan dari ujung rumah,
terlihat seorang anak laki-laki sebayanya memakai pakaian putih dan memegang
pisau berlari kencang ke arah Julie. Anak laki-laki itu seperti ingin menusuk
Julie. “Astagaaa…., hei itu pisau… hati, hatiiiiiii”, teriak Julie sambil
berlari ketakutan. Julie segera masuk ke dalam sebuah ruangan dan
bergumam,”Apa-apaan hantu tadi? Bawa-bawa pisau kayak udah mau ngebunuh aku
aja…., bikin kaget…, kalau gak lari, mungkin udah mati deh aku…”.
“Ini rumah hantu tapi kok ada pembunuh sih???”, teriak Julie
frustasi. Tiba-tiba, di ruangan yang gelap itu, di hidupkan lah lampu dan semua
teman-teman Julie berteriak,”Selamat ulang tahun Julieeee”. Julie berkata,”Jadi
kalian ngerjain aku ya???”. “Hahahaa, maaf ya Julie..”, ujar Raisya sambil
tertawa. Julie lega, karena semuanya hanya kerjaan teman-temannya. Berarti
pembunuh tadi juga hanya rekayasa, hal tersebut lah yang paling membuat Julie
merasa tenang.
Robert berkata,”Ngomong-ngomong kamu imut banget sih waktu
aku kejar tadi, hahahaa”. “Eh, jadi kamu toh yang ngejar aku pake pisau tadi?
Dasar criminal…”, omel Julie. Semua pun tertawa, dan tiba-tiba ada suara
tertawa,”Hihihihihihihiii”. Semuanya hening, beberapa menit kemudian, Julie berkata,”Udah
deh teman-teman…, udah ketahuan masih aja…”. “Aaa, mungkin kau salah paham,
Lie.., itu bukan kami…”, kata Raisya. Kemudian hening kembali, perlahan suasana
mulai menakutkan, dan mereka semua berlarian keluar rumah kosong tersebut.
Dari kejauhan, terlihatlah sesosok perempuan berambut hitam,
panjang tergerai dengan daster putihnya. Tidak disangka ternyata… di rumah
kosong itu… ada hantu asli. “Hhihihihihihihihihihiii”.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar